Selasa, 11 November 2014

UKT DI SMK PASUNDAN JATINANGOR

Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) BKC dan Pengukuhan sabuk dilaksanakan di SMK Pasundan Jatinangor.

Sabtu, 08 November 2014

Demonstrasi SMK Guna Dharma Nusantara

Alhamdulillah pada hadiri ini, Sabtu, 08 Nopember 2014. Telah dibuka Dojo SMK Guna Dharma Nusantara di Cicalengka, dengan persembahan demonstrasi karate dari Tim Gabungan se-Bandung Timur. 
Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan yakni, peragaan gerakan dasar (kihon), jurus (kata), dan pemecahan benda-benda keras (tameshiwari). 

namun yang menjadi menu yang paling menarik adalah pemecahan benda-benda keras seperti genting (50 lembar), dan hebel (20 batang) yang dipecahkan dengan beragam teknik. tentu saja menuai kekaguman dan sorak sorai kemeriahan dari para penonton yang sengaja ditahan dulu waktu kepulangannya untuk menonton demonstrasi karate. 

Succes For SMK Guna Dharma Nusantara

Minggu, 02 November 2014

TIM DEMO KARATE 2014

Tim Demo Karate 
Indra, Firda, Nina, Eka, Aisyah, Merlin, Nabilah, Hidya, Irfan, Laelani, Rahayu, Pradita, Fauzi, Fahmi,Sensei Wawan,Hendrik, Dewi, dan Sensei Atep.

PENGUKUHAN SABUK





Yakni dikukuhkannya / diresmikannya seorang karate-ka untuk menggunakan sabuk yang diraihnya setelah mengikuti ujian kenaikan tingkat, sabuk yang digunakan sesuai dengan tingkatan sabuk yang diujikan. Misalnya : Si A dikukuhkan sebagai karate-ka sabuk hijau setelah dia mengikuti ujian ke kyu 4 dan dinyatakan lulus dengan predikat baik.
Pada pengukuhan ini, biasanya mengulang kembali materi ujian yang telah diujikan sebelumnya seperti kihon, tata gerak dasar, kata, ippon kumite, dan kumite. Namun dalam pengukuhan lebih menekannkan pada pelatihan fisik, mental, dan keteguhan hati untuk mengemban sabuk yang diraihnya, karena semakin tinggi tingkatan sabuk maka semakin besar pula tanggung jawab yang diemban.

Pelatihan Fisik 

Melatih kemampuan fisik dan stamina tubuh karate-ka  meliputi push up, sit up, back up, scot jump, shutle run, power jump, dsb.Kemudian dari rangkaian pengukuhan ini disajikan juga pelatihan mental di lumpur, teknik-teknik penguatan, dan pemecahan benda-benda keras (tameshiwari).

Latihan Fisik

Waiting Room

Penguatan Mental

Penguatan Mental

Latihan Kihon

Close Your Eye


Minggu, 26 Oktober 2014

DEMONSTRASI KARATE UPI CIBIRU 2014


Demonstrasi Karate yang dilaksanakan pada sabtu (27/09) ini berlangsung dengan sangat meriah, karena BKC UPI Cibiru merupakan satu-satunya BSO yang menaungi kegiatan beladiri / olahraga karate. Adapun persentasi yang ditampilkan yaitu peragaan gerakan dasar (kihon), beladiri praktis (kihon ippon kumite), peragaan jurus (kata), dan pemecahan benda-benda keras (tameshiwari).

TIM KATA KOMBINASI
 Kata beregu campuran ini dipersentasikan oleh Laelani (kiri), Irfan (tengah), dan Dewi (kanan). Kata yang dibawakan adalah kombinasi kata 4 (Heian Yondan) dan Kankudai yang mana memiliki beberapa gerakan yang sama sehingga bisa disatukan. Adapun alasan mengkombinasikan Heian Yondan karena merupakan dasar untuk menguasai Kankudai, oleh karena itu beberapa gerakannya sama seperti pada gerakan shuto uchi, yoko geri keage, dan ude uke.  

PEMECAHAN HEBEL

PEMECAHAN GENTING 
PERSENTASI KIHON

TIM BUNKAI
Pemecahan benda-benda keras (tameshiwari) merupakan atraksi pemecahan benda-benda keras yang terdiri dari elemen air (es batang), tanah (genting dan batu bata), pasir (hebel), dan besi dengan menggunakan teknik-teknik pukulan, hantaman, serta tendangan karate yang sertai dengan pernafasan dalam. Namun pada kesempatan ini Tim menggunakan genting dan hebel pada demosntasi. Dapat dilihat pada gambar di atas, kang Atep (kiri), Hendrik (tengah), Fauzi (kiri), dan kang Wawan (kiri belakang). 

Dapat dilihat juga persentasi gerakan dasar (kihon), dan aplikasi gerakan (bunkai) pada gambar di atas. 
Kihon dipersentasikan oleh semua kohai-kohai dan Bunkai dipersentasikan oleh Dewi (bawah), Laelani (tengah atas), dan pradita (kiri). 


SAMPAI JUMPA LAGI PADA DEMONSTASI KARATE
DALAM MASA BIMBINGAN MAHASISWA 2015

Senin, 25 Agustus 2014

JANJI WASIT

Kami wasit dan Juri FORKI berjanji :

  1. Akan memimpin pertandingan ini dengan penuh rasa tanggung jawab dengan menjunjung tinggi Sumpah Karate dan Sapta Prasetya Karate
  2. Akan memimpin pertandingan ini dengan adil dan tidak akan memihak kepada siapapun demi peningkatan prestasi Karate

LOGO FORKI

ARTI :

Bentuk

  1. Tulisan FORKI merupakan singkatan resmi dari organisasi yang bernama Federasi Olahraga Karate-do Indonesia
  2. Segi lima melambangkan azas Pancasila, semangat revolusi 17 Agustus 1945 dan lima butir Sumpah Karate 
  3. Gambar huruf K berwarna hitam melambangkan seorang Karateka yang selalu siap sedia
  4. Tujuh buah lingkaran merah melambangkan tujuh orang perintis awal Karate di Indonesia pada tahun 1964 ; serta Sapta Prasetya FORKI 

Warna

  1. Hitam malambangkan keteguhan tekad 
  2. Putih melambangkan kesucian 
  3. Kuning melambangkan keagungan 
  4. Merah melambangkan keberanian

JANJI ATLIT





Kami atllit FORKI Berjanji :


  1. Akan bertanding dengan sportifitas yang tinggi dan berjiwa Karate-do dengan menjujung Sumpah Karate dan Sapta Prasetya Karate.
  2. Akan mematuhi segala peraturan  akan ditetapkan oleh Dewan Wasit.
  3. Akan menerima semua keputusan Dewan Wasit dengan kebesaran jiwa seorang Karate-ka.

SUMPAH KARATE


SANGGUP MEMELIHARA KEPERIBADIAN 

SANGGUP PATUH PADA KEJUJURAN 

SANGGUP MEMPERTINGGI PRESTASI 

SANGGUP MENJAGA SOPAN SANTUN

SANGGUP MENGUASAI DIRI


STRUKTUR ORGANISASI 2014-2015

Pelindung/Direktur
Prof. Dr. Tatang Herman, M.Ed.

Pembina
Drs. H. Dede Margo Irianto, M.Pd.

Pelatih
Kang Wawan

Assiten Pelatih
Irfan Ashory

ketua Dojo
Hendrik Pardomuan

Wakil Ketua
Rahayu Fitriani

Sekretaris
Nira Gardynia

Bendahara
Nina Mubarokah

Kamis, 14 Agustus 2014

PERATURAN PERTANDINGAN KARATE


PERATURAN PERTANDINGAN KATA
PASAL 1 : AREA PERTANDINGAN 
1. Area pertandingan harus datar dan bebas dari bahaya.
2. Area pertandingan harus mempunyai ukuran efisien, sehingga tidak mengganggu penampilan KATA. 
PASAL 2 : PAKAIAN RESMI 
1. Kontestan dan Juri harus mengenakan seragam resmi seperti yang telah ditentukan.
2. Setiap orang yang tidak mematuhi peraturan ini akan dikesampingkan/ tidak diikutsertakan.
PASAL 3: PENGATURAN PERTANDINGAN KATA 
1. Pertandingan KATA terdiri dari pertandingan perorangan dan beregu. Pertandingan beregu terdiri dari pertandingan antar tim yang terdiri dari tiga orang. Setiap tim terdiri dari putra dan putri. Pertandingan perorangan KATA terdiri dari pertandingan perorangan secara terpisah dalam bagian putra dan putri.
2. Dalam pertandingan KATA sistem eliminasi dengan reperchange (kesempatan kembali) akan diterapkan. 
3. Variasi yang diajarkan oleh perguruan Karate asal kontestan diijinkan. 
4. Petugas di meja pencatat nilai (administrasi) harus diberitahu tentang pilihan Kata yang akan dimainkan di tiap babak. 
5. Kontestan harus menampilkan KATA yang berbeda dari setiap babak. Sekali KATA sudah dimainkan maka tidak boleh ditampilkan ulang. 
6. Pada babak perebutan medali pertandingan KATA beregu, dua tim finalis akan menampilkan KATA pilihan mereka dengan cara yang biasa. Kemudian mereka akan menampilkan satu demonstrasi dari arti Kata (BUNKAI). Total waktu yang diijinkan untuk kombinasi Kata dan demonstrasi bunkai adalah 6 menit. Pencatat waktu akan memulai perhitungannya pada saat anggota tim melakukan penghormatan sebelum memasuki Tatami dan akan menghentikan penghitungan waktu pada saat penghormatan akhir setelah penampilan Bunkai selesai. Tim yang tidak menampilkan penghormatan pada saat penampilan diselesaikan aatau melebihi periode waktu 6 menit akan didiskualifikasi. Penggunaan peralatan senjata tradisional dan perlengkapan laiinya tidak diizinkan. 
Catatan: 
Jumlah Kata yang dibutuhkan adalah tergantung dari jumlah peserta perorangan atau jumlah tim yang mendaftar, menang Bye tetap dihitung sebagai kontestan/ tim lawan sebagaimana yang ditunjukan pada tabel dibawah ini: 


Peserta


Kata yg dibutuhkan
65 - 128
7
33 - 64 
6
17 - 32 
5
9 -16 
4
5 - 8
3
4
2

PASAL 4: PANEL JURI 
1. Panel yang terdiri dari 5 juri untuk setiap babak akan ditugaskan oleh Manajer Tatami. 
2. Juri Kata tidak boleh satu kontingen dengan kontestan. 
3. Sebagai tambahan pencatat waktu, pencatat skor dan pembuat pengumuman akan ditunjuk. 
 PASAL 5: KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN 
Penilaian 
Dalam menilai penampilan kontestan perorangan atau tim, para juri akan mengevaluasi penampilan berdasarkan pada: 

Penampilan Kata


Penampilan Bunkai
1. Kesesuaian, pada bentuk aslinya dan sesuai standar yang berlaku dari aliran yang bersangkutan. 
1. kesesuaian (pada Kata yang dimainkan) dengan menggunakan gerakan yang sebenarnya seperti yang dilakukan dalam Kata tersebut. 
2. Penampilan Teknis:
a. Kuda-kuda 
b. Teknik-teknik 
c. Transisi gerakan 
d. Ketepatan waktu / keserempakan
e. Pernafasan yang benar (Hara)
2. Penampilan Teknis 
a. Kuda-kuda 
b. Teknik-teknik 
c. Transisi gerakan 
d. Ketepatan waktu 
e. Kontrol 
f. Fokus (Kime)
3. Kinerja Atletis/penampilan olahraga 
a. Kekuatan 
b. Kecepatan 
c. Keseimbangan 
3. Kinerja Atletis/penampilan olahraga 
a. Kekuatan 
b. Kecepatan 
c. Keseimbangan 
d. Ketepatan 
4. Kesulitan Teknis dari Kata yang dimainkan.
4. Kesulitan Teknis: 
Dari teknik-teknik yang ditampilkan. 

Diskualifikasi 
Seorang kontestan atau tim dapat didiskualifikasi karena salah satu alasan berikut: 
1. Menampilkan Kata yang salah atau menyebutkan Kata yang salah. 
2. Jeda yang nyata atau berhenti beberapa detik pada saat memainkan Kata.
3. Mengganggu fungsi posisi Juri (seperti juri harus pindah untuk alasan keamanan atau menyentuh seorang juri pada saat memainkan Kata).
4. Sabuk terjatuh pada saat memainkan Kata.
5. Melebihi batas batas waktu total 6 menit pada saat memainkan Kata dan Bunkai.
6. Gagal mengikuti instruksi Juri Kepala atau perbuatan tidak terpuji lainnya. 
Pelanggaran 
Pelanggaran berikut ini jika terjadi secara jelas harus dipertimbangkan dalam penilaian sesuai dengan kriteria di atas: 
a. Sedikit kehilangan keseimbangan. 
b. Melakukan gerakan secara tidak benar atau tidak lengkap (penghormatan dianggap sebagai bagian dari gerakan Kata), seperti kegagalan untuk melakukan tangkisan secara penuh atau melakukan pukulan yang tidak mengarah ke sasaran yang benar. 
c. Ketidak-sinkronisasian gerakan, seperti melakukan teknik sebelum transisi / pergerakan tubuh selesai, atau dalam kasus beregu gagal untuk melakukan gerakan secara serempak. 
d. Penggunaan isyarat terdengar (oleh orang lain, termasuk anggota timnya) atau melakukan gerakan sandiwara seperti menghentakan kaki, menampar dada, lengan, atau karate-gi, atau napas yang berbunyi keras. 
e. Membuang-buang waktu, termasuk berjalan terlalu lama, membungkuk secara berlebihan atau jeda terlalu panjang sebelum memulai memainkan Kata. 
f. Menyebabkan cedera oleh kurangnya gerakan / teknik selama Bunkai. 
PASAL 6: PELAKSANAAN PERTANDINGAN
1. Saat dimulai pertandingan dari setiap putaran kontestan menjawab panggilan namanya kemudian kontestan yang satu mengenakan sabuk merah (AKA) sedangkan yang satunya menggunakan sabuk biru (AO), dan berbaris pada perimeter area pertandingan yang menghadap Juri Kepala. Setelah memberi hormat kepada Panel Juri mereka akan saling menghormat, lau AO kemudian mundur keluar arena pertandingan untuk menunggu giliran. AKA akan menuju posisi awal untuk memainkan kata dan jika pengumuman nama Kata yang akan diperagakan sudah dilakukan maka AKA akan mulai menampilkan area untuk menunggu penampilan AO. Setelah AO menyelesaikan Kata, keduanya akan kembali ke perimeter area pertandingan dan menunggu keputusan dari Panel Juri. 
2. Jika KATA dipertunjukan tidak sesuai dengan peraturan atau terdapat beberapa penyimpangan, Juri Kepala dapat memanggil para Juri untuk menginformasikan dan memberikan keputusan. 
3. Jika satu kontestan didiskualifikasikan, Juri Kepala akan membuat isyarat bendera (sebagaimana terdapat pada sinyal Torimasen Kumite). 
4. Setelah kedua kontestan menyelesaikan Kata, kontestan akan berdiri berdampingan pada perimeter. Juri Kepala akan menyerukan keputusan (Hantei) dan meniup peluit dengan 2 nada berbeda dan para Juri secara bersamaan akan mengankat bendera sesuai dengan pilihan mereka. 
5. Keputusan akan dibuat untuk AKA atau AO. Tidak ada nilai seri yang diizinkan. Kontestan yang menerima mayoritas suara akan dinyatakan sebagai pemenang dan diumumkan oleh penyiar. 
6. Para peserta pertandingan akan memberi hormat satu dengan lainnya, kemudian kepada Panel Juri dan kemudian meninggalkan area pertandingan.  


PERATURAN PERTANDINGAN KUMITE
PASAL 1: AREA PERTANDINGAN 
1. Area pertandingan harus rata dan tidak berbahaya 
2. Area pertandingan harus mempunyai ukuran efisien, sehingga tidak mengganggu penampilan KUMITE.  
PASAL 2: PAKAIAN RESMI 
1. Kontestan dan Juri harus mengenakan seragam resmi seperti yang telah ditentukan.
2. Komisi Wasit dapat menindak peserta atau kontestan yang melanggar peraturan. 
3. Setiap orang yang tidak mematuhi peraturan ini akan dikesampingkan/ tidak diikutsertakan.
PASAL 3: PENGATURAN PERTANDINGAN KUMITE 
1. Pertandingan Kumite terdiri dari pertandingan tim / beregu dan pertandingan individu / perorangan, pertandingan perorangan selanjutnya dapat dibagi ke dalam divisi-divisi umur dan berat badan, divisi berat badan pada akhirnya dibagi kedalam beberapa kelas, putaran juga menggambarkan pertandingan kumite perorangan antara pasangan lawan dari anggota tim. 
2. Kontestan perorangan atau beregu yang tidak hadir ketika dipanggil akan didiskualifikasi (KIKEN) dari kategori ini. 
3. Tim putra terdiri dari 7 orang dengan 5 orang yang bertanding selama satu putaran. Tim putri terdiri dari 4 orang dengan 3 orang yang bertanding dalam setiap putaran. 
4. Dalam pertandingan beregu, jika ada anggota tim yang memperoleh hukuman Hansoku atau Shikaku maka nilai yang sudah diperoleh akan dijadikan nol, sementara nilai tim lawan otomatis bertambah 8. 
PASAL 4: PANEL WASIT / JURI 
1. Panel wasit untuk setiap pertandingan harus terdiri dari satu wasit (Shushin), empat juri (Fukushin) dan satu Pengawas Pertandingan / Match Supervisor (Kansa). 
2. Wasit dan Juri kumite tidak diperbolehkan satu kontingen dengan kontestan. 
3. Sebagai tambahan, untuk memfasilitasi pelaksanaan pertandingan dilengkapi oleh beberapa Pencatat Waktu, Penyiar dan Pencatat Nilai dan Pengawas Nilai yang harus diipilih / ditunjuk. 
PASAL 5: LAMA WAKTU PERTANDINGAN 
1. Lama waktu pertandingan kumite adalah 3 menit untuk Senior Putra (baik perorangan atau beregu) dan 4 menit dalam babak perebutan medali, untuk Senior Putri adalah 2 menit dan dalam babak perebutan medali 3 menit. Under 21 Putra selama 3 menit dan Under 21 Putri selama 2 menit di semua babak. Junior dan kadet selama 2 menit untuk semua babak baik Putra maupun Putri. 
2. Pengatur waktu pertandingan dimulai ketika wasit memberi tanda untuk memulai dan berhenti setiap ia berseru YAME. 
3. Pancatat waktu akan memberi tanda dengan / melalui bel yang bersuara sangat jelas atau dengan peluit, menandakan wakktu kurang dari 10 detik atau waktu telah habis, tanda waktu tersebut merupakan akhir dari suatu partai pertandingan. 
PASAL 6: PENILAIAN 
1. Tingkat penilaiannya adalah: 
a. IPPON (3 angka)
b. WAZA-ARI (2 angka)
c. YUKO (1 angka) 
2. Suatu teknik dinilai apabila teknik yang dilancarkan memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Bentuk yang baik 
b. Sikap sportif 
c. Ditampilkan dengan semangat / spirit yang teguh 
d. Kewaspadaan (Zashin) 
e. Waktu yang tepat 
f. Jarak yang benar
3. Ippon akan diberikan untuk teknik seperti:
a. Tendangan ke arah Jodan 
b. Semua teknik yang dilancarkan dan menghasilkan nilai pada lawan setelah dilempar / dibanting atau terjatuh sendiri
4. Waza-Ari akan diberikan untuk teknik seperti:
a. Tendangan ke arah Chudan 
5. Yuko akan diberikan untuk teknik seperti:
a. Chudan dan Jodan Tsuki 
b. Chudan dan Jodan Uchi 
6. Serangan- serangan adalah dibatasi terhadap area/wilayah berikut:
a. Kepala 
b. Muka 
c. Leher 
d. Perut 
e. Dada
f. Punggung 
g. Sisi 
7. Teknik efektif yang dilancarkan pada saat bersamaan dengan tanda berakhir pertandingan, dinyatakan sah. Satu serangan, walaupun efektif kalau dilakukan setelah adanya perintah untuk menangguhkan atau menghentikan pertandingan, tidak akan mendapat nilai dan dapat mengakibatkan suatu hukuman bagi si pelaku. 
8. Tidak merupakan teknik walaupun secara teknis adalah benar jika serangan yang dilakukan oleh kedua kontestan berada di luar arena pertandingan, maka tidak mendapat nilai. Tapi jika salah satu dari kontestan melakukan serangan / teknik efektif sementara ia masih berada di dalam area pertandingan dan sebelum wasit berteriak YAME, maka teknik tadi dapat memperoleh skor.
Catatan: 
Di dalam pengambilan nilai, teknik yang dilancarkan harus diarea penilaian seperti yang ditentukan pada paragrap 6 di atas, teknik harus terkontrol pada daerah yang diserang dan harus memenuhi 6 kriteria nilai yang ditentukan dalam paragrap 2 di atas. 
Kriteria Teknik: 
Ippon ( 3 angka ) 
a. Tendangan Jodan, yang dimaksud Jodan adalah:  wajah, kepala, dan leher bagian samping. 
b. Semua teknik sesuai 6 kriteria yang dilancarkan pada lawan setelah lemparan / bantingan atau lawan terjatuh sendiri, atau lawan tidak bertumpu lagi di kakinya. 
Waza-Ari ( 2 angka) 
a. Tendangan Chudan, yang dimaksud Chudan adalah, perut, dada, punggung, dan sisi badan.
Yuko ( 1 angka ) 
a. Semua pukulan (Tsuki) yang dilancarkan di 7 area sasaran. 
b. Semua lecutan / Strike (Uchi) yang dilancarkan di 7 area sasaran. 
PASAL 7: KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN 
Hasil dari suatu pertandingan ditentukan oleh salah satu kontestan yang unggul delapan angka atau mendapat nilai lebih besar saat pertandingan berakhir atau mendapat keputusan HANTEI atau HANSOKU, SHIKAKU, atau KIKEN dijatuhkan pada salah satu kontestan. 
1. Ketika sebuah pertandingan pada pertandingan perorangan berakhir tdak boleh diumumkan seri. Hanya pada pertandingan beregu dimana sebuah babak berakhir dengan nilai sama atau tanpa nilai, wasit akan mengumumkan seri (Hikiwake). 
2. Pada pertandingan perorangan jika setelah waktu berakhir tidak ada nilai yang diperoleh oleh kedua kontestan ataupun terjadi nilai seri, keputusan akan dilaksanakan dengan voting / pemungutan suara oleh satu wasit dan empat juri (HANTEI), masing-masing harus memilih salah satu kontestan dan keputusan diambil berdasarkan hal-hal sebagai berikut: 
a. Superioritas / kelebihan dari teknik dan taktik yang diperhatikan. 
b. Kontestan mana yang mempunyai inisiatif menyerang yang lebih dominan. 
3. Tim pemenang adalah yang memperolah angka kemenangan (victory point). Jika kedua tim memiliki kemenangan yang sama, maka tim yang memiliki jumlah nilai terbanyak (seluruh nilai dalam partai pertandingan) akan dinyatakan sebagai pemenang, dan perbedaan maksimum dari total point adalah 8. 
4. Jika kedua tim memiliki jumlah kemenangan dan nilai yang sama, maka dilanjutkan dengan partai tambahan dengan anggota tim yang mana saja dan apabila masih seri juga, dilakukan prosedur Hantei seperti pada pertandingan perorangan (butir 2 di atas). 
5. Pada pertandingan beregu putra bila satu tim memperoleh angka dan nilai kemenangan yang cukup, maka dinyatakan sebagai pemenang pada saat itu, dan pertandingan lanjutan tidak diperlukan. 
PASAL 8: PERILAKU YANG DILARANG 
Ada dua kategori yang dikelompokan sebagai perilaku yang dilarang yaitu Kategori 1 dan Kategori 2 ( C1 dan C2). 
KATEGORI 1
1. Melakukan teknik serangan sehingga menghasilkan kontak yang kuat / keras, walaupun serangan tersebut tertuju pada daerah yang diperbolehkan. Selain itu dilarang melakukan serangan ke arah atau mengenai tenggorokan. 
2. Serangan ke arah lengan atau kaki, tenggorokan, persendian atau pangkal paha. 
3. Serangan ke arah muka dengan teknik serangan tangan terbuka. 
4. Teknik melempar / membanting yang berbahaya / terlarang yang dapat menciderai lawan. 
KATEGORI 2 
1. Berpura-pura atau melebih-lebihkan cedera yang dialami. 
2. Keluar dari arena pertandingan (JOGAI) yang tidak disebabkan oleh lawan. 
3. Membahayakan diri sendiri dengan membiarkan pertahanan dirinya terbuka atau tidak memperhatikan keselamatan dirinya atau tidak mampu untuk menjaga jarak yang diperlukan untuk melindungi diri (MUBOBI). 
4. Menghindari pertarungan yang mengakibatkan lawan kehilangan kesempatan untuk memperoleh angka. 
5. Pasifitas (ketidak aktifan) – tidak berusaha untuk melakukan serangan dalam pertarungan. 
6. Merangkul (memiting), bergumul (bergulat), mendorong, dan menangkap lawan, mengadu dada dengan dada yang berlebihan tanpa mencoba untuk melakukan teknik serangan susulan. 
7. Melakukan teknik alamiah atau serangan yang pada dasarnya tidak dapat dikontrol untuk keselamatan lawan dan berbahaya, serta serangan-serangan yang tidak terkontrol. 
8. Melakukan serangan bersamaan dengan kepala, lutut atau siku. 
9. Berbicara kasar atau memanasi / menggoda lawan, tidak mematuhi perintah wasit, melakukan tindakan yang tidak pantas ke arah anggota / Panel Wasit serta tindakan lain yang melanggar etika. 
PASAL 9: HUKUMAN 
1. CHUKOKU 
Diberikan pada pelanggaran kecil yang dilakukan pertama kali dalam sebuah jenis kategori (C1 atau C2). 
2. KEIKOKU 
Diberikan pada pelanggaran kecil yang dilakukan kedua kalinya dalam sebuah jenis kategori atau pada pelanggaran yang belum cukup serius untuk mendapat HANSHOKU-CHUI. 
3. HANSHOKU-CHUI 
Ini adalah sebuah peringatan atau diskualifikasi yang biasanya diberikan pada pelanggaran dimana KEIKOKU sebelumnya telah diberikan pada pertandingan tersebut ataupun dapat dikenakan langsung untuk pelanggaran yang serius, dimana hukuman HANSOKU belum tepat diberikan. 
4. HANSOKU 
Ini adalah sebuah hukuman atau diskualifikasi yang diberikan pada pelanggaran yang sangat serius atau ketika HANSHOKU-CHUI telah diberikan. Pada pertandingan beregu, anggota tim yang mengalami cidera akan menerima delapan angka, dan nilai lawannya menjadi nol. 
5. SHIKAKU 
Ini adalah suatu diskualifikasi dari turnamen, kompetisi atau pertandingan, dalam hal menentukan batasan hukuman SHIKAKU harus dikonsultasikan dengan Komisi Wasit. SHIKAKU dapat diberlakukan jika kontestan melakukan tindakan : mengabaikan perintah Wasit, menunjukan kebencian / tindakan tidak terpuji, merusak martabat dan kehormatan Karate-do atau jika tindakan lainnya dianggap melanggar aturan dan semangat turnamen. Pada pertandingan beregu jika satu anggota dari sebuah tim menerima SHIKAKU, maka angka timnya menjadi nol dan tim akan mendapat tambahan delapan angka. 
PASAL 10: CEDERA & KECELAKAAN DALAM PERTANDINGAN 
1. KIKEN atau mengundurkan diri adalah keputusan yang diberikan ketika satu atau beberapa kontestan tidak / gagal hadir ketika dipanggil, tidak mampu melanjutkan, meninggalkan pertandingan atau menarik diri atas perintah Wasit. Alasan meninggalkan pertandingan ini bisa karena cedera yang tidak disebabkan oleh tindakan lawan. 
2. Di dalam kumite perorangan jika dua kontestan mencederai satu sama lain atau menderita dari efek cedera yang diderita sebelumnya dan dinyatakan oleh dokter turnamen tidak mampu melanjutkan pertandingan, pertandingan akan dimenangkan oleh pihak yang mengumpulkan nilai terbanyak. Jika nilainya sama maka akan diputuskan dengan HANTEI, didalam kumite beregu wasit akan mengumumkan seri (Hikiwake) dan dilanjutkan dengan pertandingan tambahan, jika jumlah kemenangan & nilai tetap sama akan diputuskan dengan Hantei. 
3. Satu kontestan yang cedera dan telah dinyatakan tidak layak untuk bertanding oleh dokter turnamen tidak dapat bertanding lagi dalam turnamen tersebut. 
4. Seorang kontestan yang cedera dan memenangkan langsung pertandingan melalui diskualifikasi (Hansoku) karena cedera, dia dapat menang untuk kedua kalinya melalui diskualifikasi tapi segera ditarik dari pertandingan kumite dalam turnamen itu. 
5. Jika kontestan cedera, pertama Wasit harus segera menghentikan pertandingan dan selanjutnya memanggil dokter. Dokter berwenang untuk memberikan diagnosa dan mengobati cedera saja. 
6. Seorang kontestan yang cedera saat pertandingan berlangsung dan memerlukan perawatan medis akan diberikan 3 menit untuk menerima perawatan tersebut. jika perawatan tidak selesai dalam waktu yang teah diberikan Wasit akan menyatakan kontestan tidak fit untuk melanjutkan pertarungan (pasal 13 paragrap 9d) atau perpanjangan waktu akan diberikan. 
7. Kontetestan yang terjatuh, terlempar atau KO dan tidak dapat berdiri atas kedua kakinya dengan segera dalam waktu 10 detik, dipertimbangkan tidak layak untuk melanjutkan pertarungan dan jika diputuskan tidak layak (Kiken) maka secara otomatis akan ditarik dari semua pertandingan kumite di dalam turnamen itu. Dalam halkontestan terjatuh, terlempar atau KO dan tidak bisa berdiri di atas kedua kakinya dengan segera, Wasit akan memerintahkan pencatat waktu untuk memulai penghitungan 10 detik dengan meniup peluit dan pada waktu yang bersamaan dokter dipanggil jika diperlukan seperti yang disebutkan pada ayat 5 di atas. Pencatat waktu menghentikan penghitungan waktu jika Wasit telah mengangkat tangannya. Bila waktu 10 detik telah selesai dilakukan, dokter akan diminta untuk mendiagnosa kontestan.


PERATURAN PERTANDINGAN TATA GERAK BKC
PASAL 1: AREA PERTANDINGAN 
Sama halnya dengan lapangan pertandingan karate. 
PASAL 2: PAKAIAN RESMI 
1. Kontestan harus mengenakan karate-gi dengan  emblem BKC di dada kiri dan mengenakan sabuk sesuai dengan tingkatannya. 
2. Juri harus mengenakan seragam resmi sebagaimana pertandingan karate 
3. Setiap orang yang tidak mematuhi peraturan ini akan dikesampingkan / tidak diikutsertakan. 
PASAL 3: PENGATURAN PERTANDINGAN TATA GERAK 
1. Pertandingan Tata Gerak dapat dibagi menjadi pertandingan beregu dan perorangan. Pertandingan Beregu terdiri dari pertandingan antar tim yang terdiri dari tiga orang. Pertandingan peeorangan dan beregu terdiri dari pertandingan secara terpisah antara putra dan putri. 
2. Dalam pertandingan Tata Gerak menggunakan Sistem Gugur Plus. Setiap pertandingan hanya dilaksanakan satu babak dan hanya akan mencari rangking 1 sampai dengan 4 (juara 1,2,3 bersama) dan apabila di kelompok tersebut terdapat kontestan dengan nilai sama maka beberapa kontestan tersebut harus tampil kembali dengan menampilkan beberapa teknik tendangan yang dilakukan kaki kiri. 
3. Setiap kontestan tampil dengan mengenakan sabuk tingkatannya masing-masing. 
PASAL 4: PANEL JURI 
1. Panel terdiri dari 5 Juri untuk setiap babak yang ditugaskan oleh Manajer Tatami. 
2. Juri Tata Gerak tidak boleh satu kontingen dengan kontestan. 
3. Sebagai tambahan dibutuhkan pencatat skor dan pembuat pengumuman. 
PASAL 5; KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN 
1. PENILAIAN 
Untuk menilai  penampilan setiap kontestan perorangan atau beregu, para Juri harus mengevaluasi berdasarkan pada EMPAT NILAI UTAMA. Nilai yang dimaksud yakni; kesesuaian, penampilan teknik, kinerja penampilan teknik dan superior teknik, sedangkan nilai utama adalah Gaya BKC yang harus ditampilkan pada peragaan Tata Gerak yang mana merupakan Ciri Mandiri dari seluruh teknik karate BKC. Empat Nilai Utama tersebut harus jadi unsur utama dari setiap bagian teknik yang diperagakan. 
Bagian teknik tersebut adalah ; 
a. Bentuk Kuda-kuda (4 jenis) 
b. Teknik Pukulan 
c. Teknik Tangkisan 
d. Teknik Tendangan 
e. Teknik Gabungan Tangan (pukulan, tangkisan dan tombokan)
f. Teknik Gabungan Tendangan 
Nilai Utama yakni Gaya BKC pada Teknik Tata Gerak adalah kuda-kuda tangan parang, teknik yang cepat, kuat & akurat. Teknik Gabungan sejenis & teknik gabungan berganda. 
2. DISKUALIFIKASI  
a. Apabila istrirahat lebih dari 2 kali.
b. Tidak hadir kelapangan setelah pemanggilan tiga kali. 
@Catatan: Kontestan diperbolehkan istrirahat 15 detik sebanyak 2 kali.


DAFTAR ISTILAH 
ISTILAH 
ARTI 
SHOBU HAJIME 
Memulai jalannya pertandingan 
ATOSHI BARAKU 
Sedikit waktu tersisa 
YAME 
Berhenti 
MOTO NO ICHI 
Posisi semula 
TSUZUKETE 
Meneruskan pertandingan 
TSUZUKETE HAJIME 
Memulai pertarungan kembali 
SHUGO 
Pemanggila Juri 
HANTEI 
Keputusan 
HIKIWAKE 
Seri 
TORIMASEN 
Tidak ada nilai atau pelanggaran oleh para Juri 
AKA (AO) NO KACHI 
Merah (Biru) menang 
AKA (AO) IPPON 
Merah (Biru) menghasilkan tiga angka 
AKA (AO) WAZA-ARI 
merah (Biru) menghasilkan dua angka 
AKA (AO) YUKO 
Merah (Biru) menghasilkan satu angka
CHUKOKU 
Peringatan 
KEIKOKU 
Peringatan 
HANSOKU – CHUI 
Peringatan atau Diskualifikasi 
HANSOKU 
Diskualifikasi 
JOGAI 
Keluar dari area pertandingan yang tidak disebabkan oleh lawan 
SHIKAKU 
Diskualifikasi berat dengan perintah untuk “meninggalkan area pertandingan”
KIKEN 
Tidak dapat hadir di area pertandingan 
MUBOBI 
Membahayakan diri sendiri

AREA PERTANDINGAN KARATE 
Area Pertandingan Kata (kiri) dan Kumite (Kanan)
FOTO KONKRIT AREA PERTANDINGAN

Area Pertandingan Kata

Area Pertandingan Kumite